Epilog Jiwa
Sering kali kita kehilangngan jati diri
seolah kita tak akan pernah kembali
hanya berkutat dalam tempurung melankolis
yang sulit kita keluar karena terus terlilit,
aksen yang begitu kuat menyengkram spirit
hilang lenyap terkapar kekecewaan
begitu lunglai kita kala lalai
hanya menggumam hina tiada tara
tak berniat sungguh mencari maknanya
tak berniat sungguh mencari asalnya
zatnya
seperti batu bak baca membeku
itulah hatiku
tak mempan cahaya menerobos menyelamatkan
keharuman raflessia bunga nan raksasa
mencari seberkas tak kuasa
hanya berharap sang cinta menjadi perkasa
sebagai assyifa yang terang di tengah gulita
segunung menggunung penyesalan menumpuk bengis
selalu menghantui khalayak duri mengiris
tiada ampun mengusik batas lirik ; manis
di tengah euforia kezaliman dunia!
malam petang menjelang garang , 22/04/14
0 comments:
Post a Comment
Komentar anda sangat membantu untuk meningkatkan kwalitas blog kami